Kesehatan Gigi dan Mulut

hai, nama saya yulia tri anggraeni

hobi

Yulia Tri

Kesehaan Gigi dan Mulut

Mengenai Saya

Foto saya
Bandarlampung, Lampung, Indonesia
Nama saya yulia, saya orang yang sangat ramah terhadap orang yang lebih tua, saya julukan saya adalah muka angry bird hati hello kitty. Saya pernah menajabt Ketua Himpunan mashasiswa ditempat sayakuliah dan memberikan banyak pengalaman termasuk bagaimana cara kita memimpin dan memberikan pendapat
href="https://fonts.gstatic.com/s/i/materialiconsextended/insert_photo/v6/grey600-24dp/1x/baseline_insert_photo_grey600_24dp.png')

Rabu, 09 Desember 2020

Hobi

 Yulia Tri anggraeni kelahiran 07 Juli 1997 memiliki raut muka yang galak judues dan cuek tetpai memiliki hati yang lembut dan mudah luluh. saya memiliki hobi olharga (basket, bola, gym) , traveling, jalan-jalan, belanja dan suka memasak diantaranya saya suka memasak makanan  indonesia. 

masakan yang pernah saya buat

nasi liwet 


Ayam balado pedas 

  sayur buncis kuah santan 

ISU KESEHATAN

Isu kesehatan merupakan isu low politic dalam studi Ilmu Hubungan 

Internasional. Akan tetapi di era sekarang, Isu kesehatan mengalami banyak 

perkembangan. Hal ini bisa dibuktikan dari peningkatan yang signifikan pada 

literatur yang mengulas tentang kesehatan global di kalangan akademisi dari tahun 

1997 hingga 2014. Selain itu menurut Deklarasi Hak Asasi Manusia dalam PBB (Perserikatan 

Bangsa-Bangsa) tahun 1946 menyatakan bahwa kesehatan merupakan salah satu poin yang termasuk dalam hak asasi manusia. 3 Ini menandakan bahwa isu 

kesehatan global sangat relevan untuk dibahas dan dipelajari di era sekarang. 

Adapun kesehatan global yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah aktivitas 

sektor kesehatan yang difokuskan kepada upaya Indonesia untuk melawan 

ketidakadilan sistem kesehatan global

 Global Health Diplomacy 

Global Health Diplomacy (GHD) menurut WHO ialah penyatuan isu 

kesehatan masyarakat, isu internasional, majemen, hukum dan ekonomi serta 

berfokus pada negosiasi yang mengelola dalam ruang lingkup kebijakan 

global untuk kesehatan. Tujuan dari GHD ialah untuk mendukung 

pengembangan pendekatan diplomasi yang lebih sistematis dan pro-aktif agar 

dapat mengidentifikasi dan memahami perubahan yang terjadi saat ini dan 

menjadi kunci masa depan untuk kesehatan global. Selain itu tujuan GHD 

ialah untuk membangun kapasitas di antara negara anggota (WHO) agar 

mendukung lewat tindakan kolektif yang diperlukan guna mengambil 

keuntungan dari peluang dan pengurangan risiko kesehatan.26 

GHD merupakan sebuah “diplomasi baru” yang dapat menjadi strategi 

untuk menangani masalah kesehatan global. GHD merupakan sebuah bentuk 

proses strategi diplomasi kesehatan global yang dikembangkan dalam level negara. Ini juga bisa didefinisikan sebagai indikator yang membentuk sebuah 

kebijakan yang dilakukan oleh aktor agar melakukan negosiasi untuk 

menanggapi masalah dalam bidang kesehatan. Selain itu, GHD digunakan 

sebagai konsep dan mekanisme dalam mengambil kebijakan dan strategi 

negosiasi untuk mencapai tujuan politik, ekonomi maupun sosial. 27 

Diplomasi yang dilakukan dalam isu kesehatan itu sendiri tak luput dari 

kepentingan suatu negara dan tidak murni dari keinginan tulus suatu negara, 

aktor atau pelaku diplomasi. Oleh karenanya, pelaku negosiasi dituntut agar 

dapat memahami dinamika dengan menggunakan keahlian diplomas.



Senin, 12 Oktober 2020

KARIES GIGI

 KARIES 

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd, 1992).

Karies gigi merupakan penyakit kebudayaan yang telah menyebar luas dan bisa dicegah tetapi sebagian besar penduduk dunia beradab pernah terserang penyakit ini (Ford, T.R. Pitt, 1993).

Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau bioflm, dan diet (khusunya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam latat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Megananda,  2012).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure, dan daerah interproximal) meluas kea rah pulpa (Brauer) (Tarigan, 2013).



Faktor Penyebab Karies

Faktor Host (Gigi dan Saliva)

1)  Gigi

Komposisi gigi terlihat dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan dibawah email. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Kuat atau lemahnya struktur gigi terhadap proses kerusakan karies dapat dilihat dari warna, keburaman dan kelicinan permukaan gigi serta ketebalan email (Suwelo, 1992).

2) Saliva (air ludah)

Air ludah ini dikeluarkan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis. PH rata-rata air ludah berkisar antara 5,25 – 8,5 (Andersen, 1992) dan 6,1 –7,7 (Sauerwein, 1961). Secara mekanis, air ludah ini berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.

Hubungan air ludah dengan karies gigi sejak tahun 1901, Rigolet telah menemukan bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali, misalnya karena aprialismus, terapi radiasi kanker ganas, memiliki persentase karies gigi yang semakin meninggi. (Rasinta Tarigan, 2013).

b) Faktor Mikroorganisme

Mulut mengandung berbagai bakteri mulut, tetapi hanya beberapa spesies tertentu dari bakteri yang diyakini menyebabkan gigi karies : Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antara mereka. Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans yang paling dekat hubungannya dengan karies, pada akar karies tertentu. Bakteri berkumpul di sekitar gigi dan gusi, lengket berwarna krem disebut plak, yang berfungsi sebagai biofilm. Lekukan pada oklusal permukaan molar dan premolar gigi menyediakan retensi mikroskopis untuk bakteri plak, seperti melakukan approximal. Plak juga dapat berkumpul atas atau di bawah gusi dimana ia disebut sebagai supra atau sub-gingiva plak masing-masing (Hongini dan Aditiawarman,  2012).

c) Faktor Substrat (sisa makanan)

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakharida ekstra sel. Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan metabolisme dengan cepat oleh bakteri (Kidd, 1992).

d) Faktor waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsung proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terjadi atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lengkungan gigi maka karies tidak menghancurkan dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahunan (Kidd, 1992).

                                 

      Proses Terjadinya Karies

a.       Proses karies menurut Ford (1993), dapat digambarkan sebagai berikut:

Substrat    +    plak      +    Gigi                                        Karies

( Gula )        (bakteri)      (Email atau    (metabolisme      (deminer

                                         Dentin)           oleh bakteri)         alisasi)

 

b.      Proses  Terjadinya Karies menurut Rahmadhan (2010)

Di dalam mulut hidup berbagai jenis bakteri. Bakteri – bakteri ini berkumpul membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket bernama plak. Plak ini menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada permukaan gigi, di sekitar tambalan, dan di batas antara gigi dan gusi.