Kesehatan Gigi dan Mulut

hai, nama saya yulia tri anggraeni

hobi

Yulia Tri

Kesehaan Gigi dan Mulut

Mengenai Saya

Foto saya
Bandarlampung, Lampung, Indonesia
Nama saya yulia, saya orang yang sangat ramah terhadap orang yang lebih tua, saya julukan saya adalah muka angry bird hati hello kitty. Saya pernah menajabt Ketua Himpunan mashasiswa ditempat sayakuliah dan memberikan banyak pengalaman termasuk bagaimana cara kita memimpin dan memberikan pendapat
href="https://fonts.gstatic.com/s/i/materialiconsextended/insert_photo/v6/grey600-24dp/1x/baseline_insert_photo_grey600_24dp.png')

Senin, 12 Oktober 2020

KARIES GIGI

 KARIES 

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan (Kidd, 1992).

Karies gigi merupakan penyakit kebudayaan yang telah menyebar luas dan bisa dicegah tetapi sebagian besar penduduk dunia beradab pernah terserang penyakit ini (Ford, T.R. Pitt, 1993).

Karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau bioflm, dan diet (khusunya komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam latat dan asetat) sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya (Megananda,  2012).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pits, fissure, dan daerah interproximal) meluas kea rah pulpa (Brauer) (Tarigan, 2013).



Faktor Penyebab Karies

Faktor Host (Gigi dan Saliva)

1)  Gigi

Komposisi gigi terlihat dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan dibawah email. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Kuat atau lemahnya struktur gigi terhadap proses kerusakan karies dapat dilihat dari warna, keburaman dan kelicinan permukaan gigi serta ketebalan email (Suwelo, 1992).

2) Saliva (air ludah)

Air ludah ini dikeluarkan oleh kelenjar parotis, kelenjar sublingualis, dan kelenjar submandibularis. PH rata-rata air ludah berkisar antara 5,25 – 8,5 (Andersen, 1992) dan 6,1 –7,7 (Sauerwein, 1961). Secara mekanis, air ludah ini berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.

Hubungan air ludah dengan karies gigi sejak tahun 1901, Rigolet telah menemukan bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali, misalnya karena aprialismus, terapi radiasi kanker ganas, memiliki persentase karies gigi yang semakin meninggi. (Rasinta Tarigan, 2013).

b) Faktor Mikroorganisme

Mulut mengandung berbagai bakteri mulut, tetapi hanya beberapa spesies tertentu dari bakteri yang diyakini menyebabkan gigi karies : Streptococcus mutans dan Lactobacilli di antara mereka. Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans yang paling dekat hubungannya dengan karies, pada akar karies tertentu. Bakteri berkumpul di sekitar gigi dan gusi, lengket berwarna krem disebut plak, yang berfungsi sebagai biofilm. Lekukan pada oklusal permukaan molar dan premolar gigi menyediakan retensi mikroskopis untuk bakteri plak, seperti melakukan approximal. Plak juga dapat berkumpul atas atau di bawah gusi dimana ia disebut sebagai supra atau sub-gingiva plak masing-masing (Hongini dan Aditiawarman,  2012).

c) Faktor Substrat (sisa makanan)

Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan demineralisasi email. Karbohidrat ini menyediakan substrat untuk pembuatan asam bagi bakteri dan sintesa polisakharida ekstra sel. Walaupun demikian, tidak semua karbohidrat sama derajat kariogeniknya. Karbohidrat yang kompleks misalnya pati relatif tidak berbahaya karena tidak dicerna secara sempurna di dalam mulut, sedangkan karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam plak dan metabolisme dengan cepat oleh bakteri (Kidd, 1992).

d) Faktor waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama berlangsung proses karies, menandakan bahwa proses karies tersebut terjadi atas periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu, bila saliva ada di dalam lengkungan gigi maka karies tidak menghancurkan dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahunan (Kidd, 1992).

                                 

      Proses Terjadinya Karies

a.       Proses karies menurut Ford (1993), dapat digambarkan sebagai berikut:

Substrat    +    plak      +    Gigi                                        Karies

( Gula )        (bakteri)      (Email atau    (metabolisme      (deminer

                                         Dentin)           oleh bakteri)         alisasi)

 

b.      Proses  Terjadinya Karies menurut Rahmadhan (2010)

Di dalam mulut hidup berbagai jenis bakteri. Bakteri – bakteri ini berkumpul membentuk suatu lapisan yang lunak dan lengket bernama plak. Plak ini menempel pada permukaan kunyah gigi, sela-sela gigi, keretakan pada permukaan gigi, di sekitar tambalan, dan di batas antara gigi dan gusi.